KARYA ILMIAH-SENI-BISNIS

menerima berbagai masukan tentang inovasi Karya Ilmiah

Laman

Sabtu, 04 April 2009

PENGEMBANGAN PROFESI GURU?

Ketua Asosiasi Guru Penulis Seluruh Indonesia (Agupena)Pusat Drs. Achyar dan(Agupena) Jawa Tengah, Deni Kurniawan As'ari menyatakan, banyak guru yang kesulitan membuat karya tulis. Bagi guru PNS, hal itu mengakibatkan terkendalanya mendapatkan poin dalam sertifikasi dan poin Pengembangan Profesi dalam PAK.

Untuk mengatasi hal tersebut, Agupena berencana menyelenggarakan workshop penulisan di daerah-daerah. Agar pelaksanaan pelatihan lebih mengena sasaran maka (Agupena) Jawa Tengah terus mendorong dan memfasilitasi pembentukan Agupena tingkat kabupaten, seperti di Temanggung, Sabtu lalu telah terbentuk kepengurusan Agupena Temanggung.Hasil musyawarah mendaulat Drs. Hendro Martono menjadi Ketua Umum Agupena Temanggung. Di pundak beliau diharapkan misi dan misi Agupena dapat terwujud. Melalui kegiatan pelatihan kepenulisan terstruktur, diharapkan para guru dapat sedikit demi sedikit menulis artikel di media massa, menulis diktat dan buku serta menulis karya ilmiah khususnya PTK.

Semangat Menulis
Semangat para guru untuk bisa menulis juga cukup besar, terbukti banyak guru dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mengadakan pelatihan penulisan PTK. Bahkan muncul proyek mandiri dengan (swadana) yang mengadakan pelatihan penulisan PTK yang dipandu oleh Dosen dan Widyaiswara. Hal ini membuktikan antusias para guru khususnya di Temanggung untuk menulis cukup besar.

Agupena Temanggung berusaha memfasilitasi semangat guru tersebut, dengan mendorong, membimbing, dan mengupayakan tulisannya dimuat di media masa, media Jurnal Ilmiah dan diterbitkan oleh penerbit lokal dan Nasional. Dengan langkah tersebut diharapkan dua tahun mendatang banyak guru yang mampu memperoleh poin pengembangan profesi untuk kepentingan "Profesionalisme" maupun kepentingan unsur pengembangan profesi kelengkapan berkas kenaikan pangkat ke IV B ke atas.

Dr. Mulyono (Widyaiswara Jateng) dalam "Seminar Nasional". mengemukakan sejumlah kriteria agar tulisan yang dikirim bisa dimuat di media massa atau diakui sebagai karya ilmiah pengembangan profesi dalam PAK. Kriteria itu diantaranya, memiliki analisis yang tajam, penulis menguasai topik yang dibahas serta merupakan tulisan yang orisinil atau buah pikiran asli penulis. Khusus tulisan PTK merupakan penelitian yang relevan dengan kegiatan guru di kelas sesuai dengan bidang tugasnya.

Menurut hemat penulis, selain kriteria tersebut, setiap artikel hendaknya mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain. Baik informasinya, pandangan, pencerahan, saran maupun solusinya.

Mari,.......... mari mulai menulis, berawal dari kemampuan yang kita miliki dengan pengharapan yang optimis, yakinlah bahwa akan datang kemudahan atas perjuangan yang membara dan sungguh-sungguh. Sambutlah masa depan dengan pengharapan yang optimis. Selamat mencoba! Contact Person : 08122778766 (Parjuni)

Jumat, 03 April 2009

LOMBA TULIS ESSAY DAN CERPEN ASURANSI BUMU PUTRA

Dalam rangka memeringati hari ulang tahunnya yang ke-97, Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 bekerjasama dengan Paguyuban Sastra Rabu Malam (PaSar MaLam), mengundang masyarakat umum, terutama para pencinta sastra, untuk mengikuti “Lomba Penulisan Esai” dan “Lomba Penulisan Cerita Pendek (Cerpen).”

Lomba Penulisan Esai
Topik : “Asuransi dan Saya”
Persyaratan Peserta :

1. Para blogger di seluruh Indonesia;
2. Memiliki blog pribadi selama minimal 3 bulan per Maret 2009;
3. Melampirkan daftar riwayat hidup, (termasuk alamat lengkap, nomor telepon, dan e-mail).
4. Lomba ini tertutup bagi pegawai tetap (organik) AJB Bumiputera 1912.

Pelaksanaan Lomba :

1. Esai ditulis di masing-masing blog pada periode April - Juni 2009.
2. Alamat blog (URL) yang memuat artikel tersebut dikirimkan via email ke pihak panitia (Bumiputera): komunikasi@bumiputera.com.
3. Tulisan tersebut akan diunduh oleh Pantiia, dan kemudian akan dilakukan penilaian oleh Dewan Juri.

Ketentuan Lomba :

1. Esai harus memiliki nilai manfaat bagi pengembangan pengetahuan masyarakat, khususnya pengetahuan tentang asuransi;
2. Setiap karya wajib menyebutkan kata “AJB Bumiputera 1912″ sedikitnya satu kali.
3. Bentuk tulisan berupa esai dengan gaya bahasa yang cair, kreatif, dan tidak dalam bentuk makalah ilmiah.
4. Esai harus asli, bukan saduran atau terjemahan;
5. Esai belum pernah/tidak sedang diikutkan dalam lomba penulisan lainnya dan belum pernah dipublikasikan di media apapun;
6. Tulisan tidak mengandung SARA.
7. Esai yang menjadi pemenang akan dimuat di majalah “bumiputeranews” (hadiah sudah termasuk honorarium pemuatan);
8. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat.
9. Pengumuman pemenang lomba penulisan akan dilakukan pada bulan Agustus 2009 di website AJB Bumiputera 1912 di http://www.bumiputera.com/ dan website panitia di http://www.bumiputeramenulis.com/
10. Penyerahan hadiah dilaksanakan pada akhir Agustus 2009, yang tempat dan waktunya akan diberitahukan kepada para pemenang.

Tata Cara Pengiriman Esai :

1. Peserta lomba dapat menulis lebih dari satu esai;
2. Panjang tulisan tidak dilakukan pembatasan.

***

Lomba Penulisan Cerpen:
Topik : “Sosial, Human Interest”
Persyaratan Peserta :

1. Masyarakat umum, warga negara Indonesia.
2. Peserta boleh menggunakan nama samaran (namun nama asli tetap dicantumkan di daftar riwayat hidup).
3. Melampirkan daftar riwayat hidup, (termasuk alamat lengkap, nomor telepon, dan e-mail).
4. Lomba ini tertutup bagi pegawai tetap (organik) AJB Bumiputera 1912.

Ketentuan Lomba :

1. Cerpen harus memiliki nilai manfaat bagi pengembangan pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang asuransi;
2. Cerpen tidak mengandung SARA.
3. Bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang cair, kreatif, dan tidak dalam bentuk makalah ilmiah.
4. Setiap karya wajib menyebutkan kata “asuransi” dan “AJB Bumiputera 1912″ sedikitnya satu kali.
5. Panjang cerpen maksimum 15.000 karakter, disajikan dalam teks Times New Romans, 1,5 spasi, dengan font 12.
6. Cerpen harus asli, bukan saduran atau terjemahan;
7. Cerpen belum pernah/tidak sedang diikutkan dalam lomba penulisan lainnya dan belum pernah dipublikasikan di media apapun;
8. Cerpen ditunggu paling lambat tanggal 30 Juni 2009 pukul 24:00 (untuk email) dan berdasarkan cap pos untuk pengiriman melalui pos.
9. Cerpen yang menjadi pemenang akan dimuat di majalah “bumiputeranews” (hadiah sudah termasuk honorarium pemuatan);
10. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat.
11. Pengumuman pemenang lomba penulisan akan dilakukan pada bulan Agustus 2009 di website AJB Bumiputera 1912 di http://www.bumiputera.com/ dan website panitia di http://www.bumiputeramenulis.com/
12. Penyerahan hadiah dilaksanakan pada akhir Agustus 2009, yang tempat dan waktunya akan diberitahukan kepada para pemenang.

Tata Cara Pengiriman Cerpen :

1. Peserta lomba dapat menulis lebih dari satu cerpen;
2. Cerpen dikirim melalui email ke komunikasi@bumiputera.com atau bila dalam bentuk hardcopy melalui pos ke alamat: Departemen Komunikasi Perusahaan, AJB Bumiputera 1912, Wisma Bumiputera Lantai 19, Jl. Jend. Sudirman Kav 75, Jakarta 12910

KIAT SUKSES MENJADI PENULIS BUKU

Menulis buku gampang-gampang susah, tergantung dari kiat dan komitmen diri sendiri. jika kita punya komitmen tuk sukses, kegiatan menulis bukanlah hal yang sulit

Sabtu, 07 Maret 2009

UCAPAN YANG BAIK

BILA:
*Mendapatkan sesuatu yang menyenangkan "Alhamdulillah"
*Mendapatkan sesuatu yang luar biasa "Masya Allah"
*Mendapatkan musibah yang tidak dikehendaki "Innalillahi wa Innailaihi Raji'una"
*Berjanji "Insya Allah"

TEKNIK CETAK SABLON

MENGENAL ALAT DAN BAHAN SABLON

Alat dan bahan yang diuraikan dalam bab ini adalah alat dan bahan yang sebaiknya tersedia dalam proses menyablon. Alat dan bahan yang diuraikan merupakan media yang relevan digunakan pada era sekarang, tidak tertutup kemungkinan di masa mendatang alat dan bahan yang digunakan mengalami inovasi, sehingga alat dan bahan tersebut kurang relevan lagi. Gunakan alat dan bahan yang berkualitas baik, sehingga hasilnya memuaskan semua pihak.
A. Alat
Bermacam-macam alat yang digunakan dalam proses menyablon, baik alat pokok maupun alat pelengkap yang dapat diperinci sebagai berikut:
1. Alat pokok (utama) yang terdiri atas:
a. Screen Printing ( kain monyl dengan bingkainya)
Screen Printing adalah kain monyl yang telah dipasang bingkainya. Kain monyl merupakan salah satu dari jenis kain yang dikhususkan untuk keperluan menyablon. Ada beberapa jenis kain monyl yang dapat digunakan untuk menyablon antara lain; nytal, sutera, polyster, polyamida, dan sebagainya. Kain jenis tersebut banyak dipasarkan di Toko Alat Cetak Sablon.
Ukuran kain monyl bermacam-macam dari yang kasar sampai yang halus. Sistem penomoran monyl berdasarkan banyaknya pori-pori kain dalam setiap satuan luas bidang tertentu. Hal tersebut menunjukkan makin tinggi nomor monyl, makin banyak jumlah pori-pori kain tersebut dalam setiap satuan luas bidang kain, yang berarti kain tersebut makin halus. Demikian sebaliknya, semakin kecil nomor monyl menunjukkan makin sedikit pori-pori yang terdapat pada kain tersebut pada tiap satuan luas bidang kain itu, yang berarti kain tersebut makin kasar.
Pada umumnya ukuran monyl dapat dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu:
1) Monyl kasar, Nomor : 60 T – 90 T
2) Monyl sedang, Nomor : 120 T – 150 T
3) Monyl halus, Nomor : 180 T – 200 T
Pemilihan jenis ukuran monyl sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis bahan yang akan disablon. Halus atau kasarnya ukuran monyl berpengaruh terhadap banyak sedikitnya tinta sablon yang dapat diserap oleh bahan yang disablon. Hal itu menunjukkan ukuran monyl dapat mempengaruhi hasil penyablonan pada tiap bahan yang berbeda.
Pemilihan jenis ukuran monyl dengan bahan yang akan disablon dapat dikelompokan sebagai berikut :
Ukuran Monyl dengan Bahan yang disablon
Ukuran
Sifat Bahan
Contoh Bahan
yang disablon
Monyl kasar
Nomor : 60 T – 90 T
menyerap cat/ tinta
kaos, kain, handuk
Monyl sedang
Nomor : 120 T – 150 T
setengah menyerap cat/ tinta
kayu, kertas karton
Monyl halus
Nomor : 180 T – 200 T
Tidak menyerap cat/ tinta
kaca, mika, plastik, seng


Gambar 1
Screen Printing
( Sumber: Dokumen Penulis )

b. Rakel ( Pembesut )
Rakel merupakan alat yang penting dalam proses menyablon. Rakel digunakan untuk menyapu dan menekan tinta cetak yang ada dalam screen printing agar merembes melalui pori-pori monyl yang telah berbentuk gambar sehingga menempel/ mencetak pada bahan yang disablon.
Rakel terbuat dari bermacam bahan seperti; plastik yang lentur, karet dan busa karet yang keras. Agar mudah dan enak dalam menggunakannya, rakel diberi tangkai/ pegangan dari kayu. Bentuk ujung rakel juga bermacam-macam antara lain; runcing, persegi dan bulat ( lihat gambar 2 ).
Ukuran rakel disesuaikan dengan besar kecilnya bingkai screen atau gambar yang akan dicetak. Sebaiknya rakel yang digunakan ukuran lebih panjang 3 – 5 cm dari gambar yang akan dicetak agar seluruh gambar dapat tercetak dalam sekali besut. Bila ukuran rakel lebih pendek dari ukuran gambar maka akan diperlukan dua atau tiga kali pembesutan, hal tersebut akan meninggalkan bekas sambungan dan bercak pada hasil penyablonan. Dengan demikian hasil cetak tidak berkualitas.




Gambar 2
Bentuk Rakel
( Sumber : Dokumen Penulis )
c. Meja Cetak
Menyablon sebenarnya dapat dilakukan di mana saja asal tempat yang digunakan datar dan rata. Akan tetapi sebaiknya menggunakan meja khusus agar mudah pengerjaan cetaknya dan hasil cetakan cenderung lebih berkualitas. Apalagi jika cetakan beraneka warna maka meja cetak merupakan hal keharusan agar hasilnya bisa maksimal.
Meja cetak sebaiknya dilengkapi dengan catok, kaca dan lampu neon. Catok digunakan untuk menjepit screen agar tetap stabil letak dan kedudukannya. Sedangkan kaca dan neon berfungsi untuk membantu menempatkan gambar pada posisinya yang tepat, terutama untuk menempatkan bentuk dan warna gambar yang rumit.


Gambar 3
Meja cetak degan perlengkapannya
( Sumber : Sablon, Naryo Sadhori S. )

2. Alat pelengkap yang terdiri atas:
a. Alat-alat Menggambar dan Menulis
Alat-alat menggambar diperlukan terutama untuk membuat klise, baik diapositif maupun klise negaif. Alat-alat gambar yang diperlukan antara lain:
1) Pensil
Pensil beragam bentuknya dan memiliki ukuran kekerasan, yaitu dari ukuran B yang lunak hingga ukuran H yang keras. Semakin besar nomor B semakin lunak pensil tersebut. Demikian pula semakin besar no H, ukuran pensil akan semakin keras.
Beberapa ukuran kekerasan pensil antara lain: (1) pensil keras dengan ukuran 9H, 8H, 7H, 6H, 5H, 4H, dan 3H; (2) pensil sedang dengan ukuran 2H, H, HB, dan B; serta (3) pensil lunak dengan ukuran 2B, 3B, 4B, 5B, 6B, dan 7B.
Penggunaan pensil dalam proses menyablon adalah untuk mensket bentuk objek , membuat desain gambar dan gambar klise.
2) Penggaris dan Meteran
Penggaris dan meteran keduanya dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Untuk mengukur skala yang pendek menggunakan penggaris, sedangkan skala yang lebih panjang lebih baik dengan meteran.
3) Penggaris segi tiga siku-siku
Penggaris siku berfungsi untuk membuat garis lurus, sudut siku, tegak lurus dan mengecek bentuk dan model persegi.
4) Penggaris bengkok (taken maal)
Penggaris jenis ini khusus untuk membentuk garis- garis lengkung, oval dan bidang geometris ( segi tiga, segi empat, bujur sangkar, lingkaran ).
5) Jangka
Jangka digunakan untuk membuat variasi ornament dan bentuk lingkaran dengan berbagai ukuran.
6) Penghapus
Penghapus digunakan untuk menghapus bentuk gambar yang salah atau yang tidak kita kehendaki, kemudian dirubah sesuai keinginan penggambar.
7) Pena Gambar
Pena gambar (rapido) tersedia dengan ukuran mata pena dari 0,1 – 1,0 mm. Bila tidak terdapat rapido, sekarang ini telah tersedia banyak penggantinya misal; drawing pen, pen kaligaphy dengan berbagai variasi ukuran. Alat tersebut dapat diperoleh di toko alat tulis kantor.
8) Kuas
Ukuran kuas bervariasi, dari ukuran kecil sampai besar, yaitu mulai nomor 1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12. Kuas ukuran kecil digunakan untuk melukis / membuat ornamen detil, sedangkan ukuran besar untuk melukis area yang besar, melukis latar belakang atau memblok.
Jenis kuas dibedakan atas bentuk bulunya, antara lain flat, round, filber, dan one stroke. Masing-masing dengan tangkai pendek (short handle) atau tangkai panjang (long handle). Kuas berukuran kecil hingga sedang dengan bulu halus (kuas one stroke) umumnya digunakan untuk cat air, cat poster atau plakat. Kuas untuk cat minyak biasanya berbulu kaku jenis (flat).
Kuas dalam pembuatan sablon digunakan untuk membuat klise dan desain gambar tertentu.
9) Tinta Gambar ( Tinta Cina )
Tinta Gambar berbentuk cairan hitam pekat, digunakan untuk membuat desain dan klise. Alat tersebut dapat diperoleh di Toko Alat Tulis.
10) Komputer
Komputer merupakan alat canggih untuk keperluan membuat teks/ lettering. Dengan bantuan komputer pembuatan klise terutama yang berbentuk teks dapat dikerjakan dengan cepat. Apabila usaha percetakan sablon sudah beroplah besar, alat komputer merupakan solusi tepat untuk kelancaran proses usaha.

b. Meja Gambar
Menggambar sebenarnya dapat dilakukan di mana saja, namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan meja khusus untuk menggambar dan peralatan yang lengkap.
Dengan tersedianya meja gambar, sesuatu yang berkaitan dengan desain dan pembuatan klise dapat dikerjakan dengan cepat, efisien, mudah, dan berkaulitas. Sebaiknya meja gambar dilengkapi dengan alat lain yang mendukung proses kerja yaitu; kaca, lampu neon dan penjepit kertas.





Gambar 4
Meja Gambar
( Sumber : Sablon, Naryo Sadhori S. )

c. Alat-alat Pengering
Alat-alat pengering digunakan untuk membantu mempercepat proses pengeringan screen yang telah dilapisi dengan bahan afdruk. Alat yang dapat digunakan untuk membantu proses pengeringan yaitu:
1) Hair Dryer
Gambar 5
Meja Gambar
( Sumber : Dokumen Penulis )

2) Kipas Angin
Gambar 6
Meja Gambar
( Sumber : Dokumen Penulis )
3) Kompor minyak
Gambar 7
Kompor Minyak
( Sumber : Surya Sablon, Mulyono. )

d. Alat-alat Takaran
Alat Takaran digunakan untuk menakar/ menimbang bahan-bahan yang dipergunakan untuk menyablon, baik yang dipergunakan untuk keperluan afdruk maupun bahan-bahan yang digunakan untuk mencetak (cat sablon). Alat yang dapat digunakan untuk menakar/ menimbang yaitu :
1) timbangan
2) gelas ukuran

e. Alat-alat Afdruk
Alat afdruk adalah alat-alat yang digunakan untuk keperluan proses afdruk. Peralatan afdruk terdiri dari :
1) kaca bening tebal 5 mm
2) spon karet tebal 5 cm
3) papan alas kayu/ triplex tebal 2 cm
4) klise positif ( diapositif )
5) screen pinting

B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses menyablon secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Bahan Klise
Bahan klise yang digunakan dalam proses menyablon ada dua macam yaitu:
a. Klise Positif (diapositif)
Klise positif adalah sebuah klise di atas bahan terang tembus cahaya (transparan) yang nantinya akan dipindahkan ke atas screen dengan cara penyinaran agar menjadi klise negatif yang kemudian digunakan untuk menyablon.
Bahan utama klise positif adalah bahan yang tembus pandang (transparan) antara lain; mika film, plastik, dan kertas kalkir. Namun bahan yang cukup baik untuk membuat klise positif adalah mika film. Bahan tersebut banyak dijual di Toko Peralatan Sablon dengan berbagai model dan merk dagang. Untuk menghemat biayadapat juga digunakan bahan plastik atau kertas kalkir.
Bila memilih plastik sebagai bahan klise, sebaiknya sebelum digambar digosok pelan-pelan dengan amplas halus agar tinta yang digunakan dapat menempel dengan baik. Lain halnya jika menggunakan kertas karkir hindari bentuk gambar blok, sebab kertas kalkir memiliki kelemahan jika gambar merupakan gambar blok, permukaan kertas bergelombang/ tidak rata, hal ini akan mempengaruhi kualitas afdruk. Dengan demikian pemilihan bahan untuk klise positip tergantung situasi dan kesiapan waktu serta dana.
Ada alternatif lain yang lebih efisien yaitu dengan mendesain gambar dan lettering dengan komputer. Setelah gambar sesuai dengan desain yang diinginkan, selanjutnya di print dengan print komputer. Kemudian hasil print out dilumuri minyak goreng dengan kapas atau busa secukupnya, akhirnya kertas tersebut berubah menjadi kertas transparan seperti kertas kalkir.

b. Klise Negatif
Klise negatif adalah gambar yang menempel pada screen hasil dari proses afdruk. Bahan-bahan yang digunakan untuk proses pembuatan klise negatif/ afdruk sekarang ini sudah beredar di pasaran bebas dengan berbagai merk dagang. Bahan tersebut dapat diperoleh dalam bentuk kemasan jadi, maupun dengan cara meramu sendiri. Bahan yang umum sering digunakan untuk proses pembuatan klise negatif/ afdruk antara lain :
1) Chromatin
Chromatin merupakan salah satu jenis bahan afdruk yang telah jadi dan dapat langsung dibeli di toko-toko alat sablon. Bentuk kemasan biasanya berupa botol pastik/ fiber. Chromatin berupa serbuk putih kekuningan. Jika dicampur dengan air akan berubah warna seperti kuning telur. Pemakaiannya tinggal mencampur dengan air panas (600 – 800) dengan komposisi perbandingan chromatin dengan air sebesar: 1 : 5
Lama penyinaran waktu afdruk dengan bahan chromatin adalah sebagai berikut:
a) dengan panas matahari
- matahari terik
- berawan
- mendung
: 10 – 15 detik
: 30 - 40 detik
: 60 – 90 detik
a) dengan lampu pijar : 4 x 250 watt
- jarak 60 cm
: 5 – 10 menit

2) Chrome Gelatin (DN)
Chrome gelatin (DN) sifat dan jenisnya sama dengan chromatin, bahan telah jadi dalam kemasan dapat dibeli di toko-toko alat sablon. Pemakaiannya tinggal mencampur dengan air panas (600 – 800) dengan komposisi perbandingan chromatin dengan air sebesar: 1 : 5
Adapun perbedaan antara chrome gelatin (DN) dengan chromatin adalah pada lamanya penyinaran waktu afdruk. Lama penyinaran waktu afdruk dengan bahan chrome gelatin (DN) adalah sebagai berikut:
a) dengan panas matahari
- matahari terk
- berawan
- mendung
: 45 detik
: 65 detik
: 90 detik
a) dengan lampu pijar : 4 x 250 watt
- jarak 60 cm
: 5 – 10 menit

3) Chrome Gelatin
Chrome gelatin merupakan campuran antara Amonium/ Kalium bichromat dengan gelatin dan air panas dengan perbandingan sebagai berikut:
- gelatin
- Amonium/ Kalium bichromat
- air panas
: 25 gram
: 5 gram
: 100 gram (100 cc)

4) Screen Emulsion 133 ( Ulano Foto Coat )
Screen Emulsion 133 ( Ulano Foto Coat ) terdiri atas dua campuran bahan yang telah ditentukan oleh pabrik dalam setiap penjualan. Paket Screen Emulsion 133 ( Ulano Foto Coat ) terdiri atas satu botol plastik besar yang berisi cairan kental atau pasta berwarna hijau tua yang sering disebut coating dan satu botol kecil berisi cairan encer berwarna coklat kekuning-kuningan yang disebut sensitizer.
Kedua jenis bahan tersebut dapat langsung dicampur jadi satu dan diaduk hingga rata betul, agar percampuran terjadi secara sempurna dapat dibantu dengan mixer, kemudian hasil pencampuran tersebut di simpan dalam ruangan yang dingin dan gelap.
Screen Emulsion 133 yang telah dicampur dapat langsung digunakan untuk melapisi screen printing.

5) Screen Emulsion TZ
Screen Emulsion TZ hamper mirip dengan Screen Emulsion 13, dan tersedia dalam ukuran tertentu yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Screen Emulsion TZ terdiri dari dua jenis bahan yang dicampur jadi satu. Botol besar Screen Emulsion TZ berisi coating yang berbentuk pasta berwarna ungu seberat 1 kg. Sedangkan botol kecil berukuran 100 cc, berisi sensitizer berbentuk serbuk berwarna hitam kebiru-biruan.
Sensitizer dicampur sepenuh botol dengan air panas 200 – 30o C, kemudian dikocok sampai rata betul. Setelah larut selanjutnya dituangkan ke dalam botol besar yang berisi coating kemudian diaduk sampai rata.
Setelah campuran rata betul baru dapat dipakai untuk melapisi screen printing (monyl). Sisanya disimpan di ruang yang dingin dan gelap agar tidak rusak, dan dapat dipakai lagi untuk afdruk selanjutnya.



Bahan Penghapus Screen
Screen yang telah dipakai untuk mencetak, sebaiknya segera dicuci bersih dan disimpan untuk dipakai lagi bila suatu saat diperlukan kembali. Jika tidak dipergunakan lagi screen tersebut segera dihapus saja agar dapat dipergunakan untuk membuat klise yang lain. Bila screen dibiarkan terlalu lama dapat mengakibatkan kerusakan screen, pori-pori dapat tertutup oleh sisa cat dan mengeras, pada skhirnya susah dibersihkan.
Menghapus screen adalah melarutkan bahan-bahan afdruk (negatif) yang menempel pada screen agar pori-pori screen dapat terbuka kembali seperti semula, agar dapat dipergunakan untuk membuat klise negatif yang lain.
Bahan- bahan yang dapat dipergunakan untuk menghapus screen (monyl) antara lain:
a. Larutan soda api 20 – 30 %
b. Fregan Pasta
c. Sodium Hypoclorida
d. Stenoh Remover 5.
Bahan penghapus stenoh remover 5 khusus untuk menghapus bahan screen emulsion, tidak dapat digunakan untuk menghapus bahan afdruk yang lain.
Adapun cara menghapus screen adalah sebagai berikut:
a. Cuci screen yang telah selesai dipakai sampai bersih kemudian dijemur.
b. Oleskan bahn penghapus sampai rata pada kedua sisi screen (muka-belakang)
c. Diamkan screen yang telah diolesi bahan penghapus selama 20 menit agar bahan penghapus dapat bereaksi dengan bahan negative.
d. Cuci kembali screen dengan air bersih dan kemudian dijemur sampai kering.
e. Simpan kembali screen yang telah kering di tempat yang aman, untuk selanjutnya agar bisa dipergunakan kembali jika diperlukan.

2. Bahan Cetak
Bahan cetak (tinta cetak) sablon berbagai macam jenisnya, masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri dan reaksi yang berbeda-beda terhadap bahan dasar yang akan disablon. Beberapa macam tinta/ cat sablon di antaranya adalah :
a.Costal (DT)
Costal (DT) merupakan bahan cetak yang telah jadi berbentuk pasta putih. Penggunaannya tinggal mencampur pasta putih dengan pigmen warna yang dikehendaki dan langsung dapat dipergunakan untuk mencetak. Bila menghendaki warna putih tinggal menggunakan pasta putih tanpa pewarna. Bahan tersebut dapat dipergunakan untuk mencetak kain di atas segala bahan dan warna.
Costal (DT) sangat kuat untuk mencetak di atas segala bahan dan warna dasar, terutama bahan/ kain yang mempunyai warna dasar gelap misalnya hitam dan biru. Warna yang dicetak dengan mnggunakan costal (DT) tidak berubah baik dalam keadaan basah maupun kering.

b. Textiles screen printing (DM)
Bentuk bahan pencetak textiles screen printing (DM) adalah berupa pasta putih. Jenis cat ini bila dicetak warna mula-mula tidak kelihatan atau transparan, setelah kering baru warna tersebut akan kelihatan putih. Berbeda dengan costal (DT) bila dicetakkan di atas kain langsung berwarna putih. Demikian pula bila diberi warna. textiles screen printing (DM) waktu masih basah tidak kelihatan, dan baru kelihatan setelah cat kering. Oleh karena itu sebaiknya bahan cat ini digunakan untuk mencetak bahan yang berwarna dasar muda.




c. Fine Ink
Fine Ink merupakan bahan cat yang telah jadi dalam kemasan kaleng. Cat ini digunakan untuk mencetak bahan plastik, kertas karton, kaca, mika, kulit imitasi dan lain-lain.

d. Sandye Colour
Sandye colour merupakan salah satu jenis tinta sablon yang harus meramu/ mencampur sendiri. Bahan-bahan yang dipergunakan sebagai ramuan adalah:
1. Catalys
2. Emulsifier
3. Binder
4. Minyak tanah
5. Air
6. Sandye colour (pewarna)
: 20 gram
: 50 cc.
: 100 cc.
: 500 cc.
: 300 cc.
: 50 cc.
Seluruh bahan dalam perbandingan seperti tersebut di atas dicampur menjadi satu sebagai berikut:
1. Campurkan catalys 20 gram dengan air bersih 50 cc, dan aduk sampai merata.
2. Tuangkan emulsifier sebanyak 50 cc ke dalam hasil campuran (1) dan aduk kembali sampai rata, hingga berbentuk pasta yang kental.
3. Campurkan hasil adukan (2) dengan binder 100 cc. dan aduk sampai rata. Hsil campuran (3) akan berbentuk pasta putih (seperti susu kental).
4. Tuangkan minyak tanah 20 cc. ke dalam campuran (3) dan aduk sampai rata betul.
5. Tuangkan air 10 cc. ke dalam hasil campuran (4) dan aduk sampai betul-betul rata.
6. Kerjakan cara campuran (4) dan (5) terus menerus hingga seluruh minyak tanah (500 cc.) dan air bersih (250 cc.) habis tercampur semua. Hasil campuran ini tetap seperti hasil campuran (3) yaitu berbentuk pasta kental seperti susu putih.
7. Setelah semua bahan tercampur rata betul tuangkan sandye colour sesuai warna yang dikehendaki sebanyak 50 cc. dan aduk kembali hingga rata betul.
8. Hasil campuran (7) ini langsung dapat digunakan untuk mencetak.

Sandye colour adalah cat khusus untuk mencetak bahan-bahan dari kain katun dengan warna dasar putih, karena warna cat sandye colour ini bereaksi dengan warna dasar kain. Jika cat sandye colour dipakai untuk mencetak di atas kain yang sudah berwarna, maka warna hasil pencetakan akan berubah.
Kebaikan cat sandye colour ini adalah tidak membentuk membentuk lapisan di atas kain, sehingga tidak ada ketebalan pada kain yang dicetak.

e. P.V.C. (glass vinyl)
Dipergunakan untuk mencetak mika, kulit, kulit imitasi, kertas dan karton

f. Emco
Cat emco dapat digunakan untuk mencetak kayu, hard board, seng, triplex dan lain-lain.

g. Avian
Cat avian dapat digunakan untuk mencetak kayu, hard board, seng, triplex dan lain-lain.



h. Mowylex
Cat mowylex dapat digunakan untuk mencetak kayu, hard board, seng, triplex dan lain-lain.

i. Screen Proses Glass
Cat Screen Proses Glass dapat digunakan untuk mencetak gelas, kaca, fiber glas dan botol.




















III
PROSES PEMBUATAN KLISE NEGATIF

A. Menyiapkan bahan dan alat
Tahap awal dalam pembuatan klise negatif adalah menyiapkan bahan dan alat yang dipergunakan dalam proses afdruk. Bahan yang digunakan untuk membuat klise negative adalah bahan negatif, yang salah satu di antaranya Chromatin. Banyak bahan lain yang dapat digunakan baik yang dapat diramu sendiri maupun yang dapat dibeli dalam bentuk jadi. Yang umum dipergunakan dan mudah dapat dibeli dalam bentuk jadi adalah Chromatin, sebagaimana telah disebutkan di atas.
Setelah bahan tersedia, sediakan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan klise negatif. Sedangkan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan klise negatif, antara lain; Screen Printing (Monyl), mangkok , kuas, penggaris segitiga, alat pengering (hairdryer, kipas angin, kompor minyak) , dan alat afdruk ( kaca , klise positif , spon karet, kertas karbon/ kain warna hitam).

Gambar 8
Aneka alat yang sering digunakan dalam pembuatan klise negatif
( Sumber : Sablon, Naryo Sadhori S. )

B. Proses Afdruk
Setelah bahan dan alat serta klise positif selesai, langkah selanjutnya proses pembuatan klise negatif. Proses pembuatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Siapkan monyl (screen) yang akan digunakan untuk klise negetif. Sebelum screen dipergunakan terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat ( debu minyak, lemak dan sebagainya) dengan cara mencuci screen tersebut dengan soda api 20 %.
Setelah screen dicuci dengan soda api, diamkan selama sekitar 5 menit, kemudian cuci kembali dengan air bersih. Setelah screen dibersihkan kemudian dijemur sampai kering.
Gambar 9
Screen yang telah dibersihkan
( Sumber : Dokumen Penulis )

2. Sambil menunggu keringnya screen, buatlah campuran serbuk chromatin dengan air panas ( ± 60ยบ C) dengan perbandingan sekitar : 1 : 5
Misalnya :
serbukchromatin
air panas
: 20 gram
: 100 cc.
Aduklah kedua campuran tersebut sampai rata betul dan tidak ada butir-butir chromatin yang tersisa. Setelah larutan chromatin betul-betul rata, diamkan sejenak agar dingin di tempat yang gelap (tidak terkena sinar matahari langsung).

3. Ambil screen yang telah kering dan bawalah ke kamar gelap ( kamar gelap adalah ruangan yang tidak terkena sinar matahari secara langsung). Olesi screen dengan adonan chromatin sampai rata pada bagian luar dan dalamnya dengan menggunakan kuas yang halus. Kemudian ratakan dengan penggaris mika alat perata khusus pada bagian luar dan dalamnya sampai betul-betul rata.


Gambar 10 a
Cara mngolesi screen dengan chromatin
( Sumber : Dokumen Penulis )

Gambar 10 b
cara meratakan chromatin
( Sumber : Dokumen Penulis )


Gambar 10 a, b
Cara mengolesi screen dengan chromatin dan
cara meratakan chromatin
( Sumber : Dokumen Penulis )

4. Sesudah rata betul, keringkan dengan hairdryer atau kipas angin agar cepat kering.
Bila listrik padam atau pekerjaan dilakukan di tempat yang tidak ada listrik, pengeringan dapat dilakukan dengan kompor minyak. (seluruh proses tersebut dilakukan di kamar/ ruang gelap).
Gambar 11
Pengeringan dengan kipas angin
( Sumber : Dokumen Penulis )


Gambar 12
Pengeringan dengan hair dryer
( Sumber : Dokumen Penulis )


Gambar 13
Pengeringan dengan hair dryer
( Sumber : Surya Sablon, Mulyono )


5. Setelah screen (monyl) kering. Siapkan alat-alat afdruk (kaca, spon karet, kertas karbon, dan klise positif.
Susun segala perangkat afdruk dengan susunan sebagai berikut:
Paling bawah adalah spon karet dan dasarnya, kemudian screen. Di atas screen letakan gambar (klise positip) dalam kedudukan terbalik. Di dalam screen berilah lapisan kertas karbon hitam/ gelap, kemudian letakkan kaca sebagai lapisan yang paling atas.
Susunan perangkat afdruk tidak boleh terbalik. Yang perlu diperhatihan pada saat meneta perangkat afdruk adalah meletakkan posisi gambar agar tidak terlalu ke pinggir (usahakan tepat di tenagh-tengah)



Gambar 14
Susunan perangkat alat-alat afdruk
( Sumber : Sablon, Naryo Sadhori S. )


6. Bila screen telah tersusun seperti gambar 14, bawalah segera keluar dari kamar gelap untuk disinari dengan sinar matahari langsung.
Waktu penyinaran agar diusahakan screen mendapat sinar matahari secara tegak lurus ( lihat gambar 15).
Penyinaran dapat dilakukan dengan berjongkok menghadap sinar matahari dan meltakkan peralatan afdruk di atas lutut kanan ( boleh juga lutut kiri). Kaca ditekan ke bawah dengan ibu jari sedangkan jari-jari yang lain menekan spon kari bawah agar masuk ke dalam screen dengan dibantu lutut.
Hal ini dimaksudkan untuk menekan klise positif agar benar-benar melekat dan betul-betul rata pada screen sehingga tidak ada sinar matahari yang menerobos dari celah-celah yang ada. Penyinaran dilakukan pada terik matahari antara jam 11.00 – 14.00. Lama penyinaran ini tergantung dari jenis bahan afdruk, saat penyinaran, serta cuaca waktu berlangsung (penyinaran).


Gambar 15
Cara afdruk dengan sinar matahari
( Sumber : Dokumen Penulis )


7. Setelah penyinaran selesai, angkatlah screen dan semua peralatan afdruk dalam posisi yang tidak berubah ke dalam kamar gelap kembali.
Sesampai di kamar gelap barulah peralatan dapat dibongkar dan segera screen disiram perlahan dengan air dingin sampai rata muka belakang.
Setelah disiram air dingin sampai rata, baru kemudian disiram air panas yang telah disediakan.
Pada waktu screen disiram air panas bila penyinaran berjalan dengan sempurna, maka sebagian lapisan chromatin akan rontok dan berbentuk gambar seperti pada klise positif yang diafdruk (posisi gambar terbalik).
Teruskan penyiraman dengan air dingin kembali dan gosoklah screen pelan-pelan dengan tangan untuk menghilangkan lendir-lendir yang menempel. Kemudian screen dapat dijemur langsung di terik matahari sampai kering.

C. Pemeriksaan Screen
Screen yang telah kering sebenarnya telah siap dipergunakan untuk mencetak. Akan tetapi untuk lebih sempurnanya sebelum screen digunakan untuk mencetak, periksa lebih dahulu apakah ada kebocoran-kebocoran sewaktu afdruk atau mungkin ada bagian-bagian gambar yang masih tertutup oleh lapisan bahan afdruk (chromatin).
Untuk mempermudah pekerjaan pemeriksaan dapat dilakukan di meja gambar dengan menyalakan lampu neon sehingga lubang-lubang yang semestinya tidak ada, akan kelihatan dengan jelas, demikian juga bila ada bagian gambar yang masih tertutup.
Bila dalam pemeriksaan terdapat lubang-lubang segera dapat ditutup dengan sisa chromatin, kemudian dapat dijemur kembali. Akan tetapi, bila gambar masih ada yang tertutup chromatin, dapat dibuka dengan menggunakan soda api 20%. Cara membuka bagian-bagian gambar yang msih tertutup dapat dilakukan dengan menggunakan pena tulis (pena kodok) dengan hati-hati agar soda api tidak merembes ke bagian-bagian lain. Diamkan sekitar 5 menit, kemudian screen dapat dicuci kembali dengan air dan selanjutnya dikeringkan kembali. Pekerjaan pemeriksaan screen dan perbaikan-perbaikan ini biasanya disebut dengan mentusir.

Setelah screen selasai ditursir dan dikeringkan kembali, pekerjaan selanjutnya adalah menempelkan sleerband di bagian belakang screen untuk menutup batas antara kayu bingkai dengan kasa agar bila terjadi perembesan tinta pada sambungan antara bingkai dengan kasa, perembesan tersebut tidak sampai mmbocorkan screen waktu dilakukan pencetakan.

Gambar 16
Cara mentusir screen printing
( Sumber : Sablon, Naryo Sadhori S. )


Gambar 17
Cara menempelkan sleerband pada screen printing
( Sumber : Sablon, Naryo Sadhori S. )
D. Melapisi Screen dengan Screen lack
Olesi bagian dalam screen dengan screen lack sampai rata seluruhnya. (Pengolesan dilakukan dengan menggunakan kapas/ kuas yang dicelupkan dalam screen lack. Setelah itu bagian belakang screen dibersihkan dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan afduner (sejenis minyak cat) sehingga screen lack yang menempel pada gambar di atas screen akan larut dan terserap oleh kapas.
Lakukanlah pekerjaan ini dengan teliti dan hati-hati agar mendapatkan klise negatif yang sempurna. Bila tahapan tersebut berhasil baik, maka hasil pencetakan nantinya juga akan memuaskan.


Gambar 18
Cara melapisi screen printing dengan screen lack
( Sumber : Sablon, Naryo Sadhori S. )


Gambar 19
Cara membersihkan screen printing dari screen lack
( Sumber : Sablon, Naryo Sadhori S. )
















IV

TEKNIK MENCETAK
DENGAN ANEKA JENIS BAHAN


Salah satu bagian terpenting dalam keseluruhan proses menyablon adalah mencetak. Pekerjaan mencetak merupakan pekerjaan yang benar-benar memerlukan keterampilan dan keahlian, maka dari itu dengan cara berlatih berulang-ulang dan penuh ketelatenan, pekerjaan mencetak akan mendapatkan hasil yang berkualitas dan memuaskan.
A. Mencetak Satu Warna
1. Cara Mencetak
Letakkan bahan yang akan dicetak ( kertas, karton, plastik, kaos, kain) serata mungkin di atas meja cetak. Kemudian screen printing (monyl) diletakkan di atas bahan pada posisi/ kedudukan yang tepat, tuangkan tinta cetak secukupnya ke atas screen. Selanjutnya saputlah (besut) dengan rakel. Angkat screen setelah disaput rakel dan gambar pada screen akan berpindah ke atas bahan yang dicetak. Sesuai dengan warna yang diinginkan. Proses mencetak gambar itulah yang disebut dengan “Menyablon”


Gambar 20
Cara mencetak dan hasil cetakan satu warna
( Sumber : Dokumen Penulis )

2. Penyelesaian
Hasil gambar yang telah tercetak di atas bahan yang diinginkan, segera diangkat dan langsung dianginkan/ dijemur agar cepat kering. Setelah kering, khusus bahan kain disetrika untuk memperkuat melekatnya gambar pada kain. Agar proses pengeringan berlangsung cepat dan berkualitas sebaiknya ditempatkan di ruang khusus dengan pengaturan suhu tertentu.

B. Mencetak Lebih dari Satu Warna
Mencetak lebih dari satu warna pada dasarnya sama saja dengan satu warna. Hanya saja mencetak lebih dari satu warna memerlukan ketelitian agar penempatan warna tepat pada posisi yang dikehendaki dan tidak meleset. Bila mencetak lebih dari satu warna dibutuhkan klise sejumlah warna yang dikehendaki. Jika mencetak tiga warna dibutuhkan tiga klise, sehingga membutuhkan tiga screen, masing-masing warna satu screen. Di sinilah letak kesulitan dan keunikan berkarya sablon, makin banyak warna makin tinggi tingkat kesulitan pekerjaan. Oleh karena itu banyaknya warna yang dibutuhkan mempengaruhi nilai/ harga satuan penjualan order.

Cara Kerja:
1. Letakkan alat cetak screen pada tempat yang stabil dengan bantuan catok pada meja cetak.
Gambar 21
2. Letakkan bahan yang akan dicetak pada posisi yang ditentukan.
Gambar 22
3. Cetaklah salah satu warna pada posisi yang dikehendaki.
Gambar 23

4. Hasil cetakan diangkat dan dikeringkan ditempat khusus pengeringan.
Gambar 24


5. Setelah kering, cetakkan warna yang kedua (warna lain) , pada posisi yang benar-benar tepat. Setelah tercetak warna kedua dikeringkan kembali. Baru kemudian cetakan kembali warna berikutnya.
Gambar 25

6. Demikian seterusnya dilakukan sampai seluruh warna yang dikehendaki habis tercetak.
7. Penyelesaian akhir sama dengan penyelesaian mencetak dengan satu warna, yaitu di anginkan/ dijemur di ruang khusus pengeringan dan disetrika bila bahan cetak dari bahan kain.






Gambar 26
proses cetakan tiga warna (warna kuning, biru dan hitam )
( Sumber : Dokumentasi Penulis )

Gambar 27
Hasil cetakan dua warna (warna merah dan biru )
( Sumber : Dokumentasi Penulis )


C. Aneka Jenis Cetakan

Siswa sekalian memiliki kesempatan untuk berkreasi dengan aneka jenis cetakan. Jika hasil cetakan kalian bagus terbuka lebar untuk dipasarkan di tempat-tempat wisata, instansi pemerindah dan perusahaan di sekitar kita.
Berdasarkan pengamatan penulis di beberapa arena pameran karya seni dan hasil wawancara dengan para kreator jenis cetak sablon menunjukkan kegiatan cetak sablon telah memasyarakat. Para pembeli/ pemesan order hiterogen dari berbagai lapisan masyarakat, dari kalangan perseorangan, perusahaan, instansi-instansi pemerintah dan swasta.
Aneka jenis cetakan dengan sablon yang diuraikan berikut dalam buku ini adalah kumpulan jenis cetakan yang sering kita jumpai di pasaran dan di lingkungan kita. Peraga dan alat sablon memakai Biro Percetakan “Surya Offset “ pimpinan Suyono. Karya tersebut sebagai bahan inspirasi bagi siswa sekalian demi munculnya kreasi dan ketrampilan yang lebih baik. Tataplah hari esok dengan pengharapan yang optimis. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mencoba, dan terus berkarya.
1. Mencetak Kaos
Di muka telah diuraikan bahwa pada dasarnya mencetak apa saja mempunyai prinsip kerja yang sama. Jika ada sedikit perbedaan hanyalah pada teknik pelaksanaannya saja. Untuk mencetak kaos, yang diperhatikan adalah agar sebelum kaos dicetak terlebih dahulu kaos dimasuki karton untuk menahan tinta agar tidak merembes pada bagian sebaliknya. Naum tidak demikian jika yang di sablon bahan kaos yang belum dijahit.
Untuk mencetak kaos dalam jumlah banyak sebaiknya kaos sudah dimasuki karton diatur menurut berderet menurut kemampuan meja yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk memperlancar pekerjaan. Sebaiknya disediakan karton dalam jumlah yang cukup sesuai dengan jumlah kaos yang dicetak, sehingga karton tidak perlu dicopot, sebelum proses penyablonan selesai.
Hal yang perlu diperhatikan untuk menyablon kaos adalah keharmonisan komposisi antara letak gambar, ukuran gambar, bentuk gambar dan ukuran kaos perlu diperhatikan hal berikut:
a. Ukuran gambar (besar kecilnya gambar)
Ukuran gambar hendaknya disesuaikan dengan ukuran kaos serta kedudukan gambar. Yang perlu diperhatikan dalam menetukan besarnya gambar dan posisi pencetakan yaitu: (1) perkiraan kegemukan si pemakai kaos dan (2) perkiraan tingginya pemakai kaos tersebut.
b. Posisi gambar ( penempatan gambar)
Di samping ukuran gambar, posisi gambar pada kaos perlu diperhatikan hal-hal berikut : (1) cetakan jangan terlalu ke atas atau ke bawah, dan (2) cetakan jangan terlalu ke pinggir atau terlalu ke tengah.
Sering kita jumpai tukang sablon pemula waktu mencetak kurang memperhatikan hal tersebut di atas, sehingga kadang hasilnya kurang memuaskan karena gambar terlalu besar atau terlalu kecil. Ataupun letak terlalu ke atas atau terlalu ke bawah dan terlalu kepinggir. Hal tersebut tentunya akan mengecewakan pemesan.

Gambar 28
Cetak Sablon pada Media Kaos
( Sumber : Dokumentasi Penulis )


2. Mencetak Badge
Mncetak badge secara teknik tidak jauh berbeda dengan mencetak kaos. Perbedaanya terutama pada pencetakan badge, pada satu lembar kain dapat dicetak berpuluh –puluh bahkan beratus-ratus gambar yang sama, sedangkan pada kaos hanya dicetak satu gambar saja.
Warna-warna pada pencetakan badge adalah warna yang saling menempel antara yang satu dengan lainnya, maka perlu mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus dalam pencetakan badge adalah ketelitian dalam penempatan warna-warna tersebut.




a b
Gambar 29
a. Warna yang tidak menempel antara satu dengan yang lain
b. Warna yang menempel antara yang satu dengan yang lain.
( Sumber : Dokumentasi Penulis )


Urutan pencetakan warna bila warna badge dimulai dari warna yang paling muda (terang0 dan diakhiri dengan warna yang paling tua (gelap). Tajuan dari urutan pencetakan warna tersebut agar warna yang dicetak tidak mengabur lagi ( lihat gambar….)
a b

Gambar 30
a. Mula-mula dicetak warna yang lebih muda (kuning), kedua ( jingga), ketiga (merah), keempat (coklat), kelima (hitam).
b. Mula-mula dicetak warna yang lebih muda (merah), kedua (coklat), ketiga (hitam).
( Sumber : Dokumentasi Penulis )


3. Mencetak Sticker
Sticker ada dua jenis yang telah diketahui yaitu:
a. Stiker cetak luar
b. Stiker cetak dalam
a) Stiker cetak luar
Pencetakanstiker cetak luar sama dengan cara mencetak pencetakan badge, demikian halnya urutan pencetakannya.
Agar pencetakan lebih mudah, pencetakan menggunakan meja cetakmkhusus dengan menggunakn alat catok sebagai penahan gerakan agar stabil.
Urutan kerja selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Cetakan gambar dalam screen ke atas meja cetak (kaca)
2. Taburkan tepung atau bedak/ tal bayi agar gambar lekas kering.
3. Pasang tanda batas padasisi gambar
4. Pasang kertas stiker yang sudah dipotong potong
5. Selanjutnya pencetakan dapat dimulai

b) Stiker cetak dalam
Stiker cetak dalam artinya pencetakan gambar tidak diluar bahan, akan tetapi pencetakan dilakukan di sebelah dalam dari bahn yang dicetak dan dibaca dari arah sebaliknya. Bahan yang digunakan bahan yang tembus pandang mika atau platik.
Karena pencetakan stiker arahnya kebalikan dengan cetak stiker cetak dalam, maka susunan urutan pencetakan warna juga merupakan kebalikan dari stiker cetak luar, yaitu dimulai dari warna tua (gelap) dan diakhiri dengan warna yang paling muda.
Kebaikan stiker cetak dalam adalah gambar yang dicetak tidak lekas rusak, karena gambar pada stiker tersebut dilindungi oleh plastik. Akan tetapi striker cetak dalam pekerjaannya lebih rumit. Sebab setelah dicetak belum dapat digunakan seperti halnya stiker cetak luar. Stiker jenis ini harus dilem dulu dengan lem stiker.
Pemberian lem stiker dapat dilakukan dengan cara dicetak dengan screen agar lem stiker benar-benar rata menempel pada stiker.

Bahan
* Kertas stiker
* Mika
* Plastik
Alat
* Screen printing
* Rakel
* Bedak/ talk
* Meja cetak

Gambar 31
Klise Positif desain Stiker
( Sumber ; Dokumen Penulis )

Gambar 32
Klise Negatif desain Stiker
( Sumber ; Dokumen Penulis )
Gambar 33
Hasil cetakan stiker dengan satu warna
( Sumber ; Dokumen Penulis )


4. Mencetak Vandel
Vandel merupakan lambang identitas susatu organisasi, lembaga, instansi maupun perorangan. Tujuannya adalah memerikan cindera mata atau kenang-kenangan kepada sesama yang telah berprestasi baik, dan telah melaksanakan suatu kegiatan tertentu. Yang sekiranya kegiatan tersebut perlu diabadikan sehingga tertanam kesan yang baik diantara instansi, lembaga perseorangan yang terlibat.

Bahan
* Fiber GLass
* Mika
* Kain
Alat
* Screen printing
* Rakel
* Bedak/ talk
* Meja cetak

Gambar 34
Klise Positif desain Vandel
( Sumber ; Dokumen Penulis )


Gambar 35
Klise Negatif desain Vandel
( Sumber ; Dokumen Penulis )

Gambar 36
Hasil cetakan Vandel dengan tiga warna
( Sumber ; Dokumen Penulis )

Jumat, 06 Maret 2009

PROFIL JADI PENULIS

Tentang Penulis


Parjuni, S.Pd. Lahir di Kebumen, 12 Juni 1965. Penulis Alumnus Jurusan Seni Rupa IKIP Semarang Tahun 1996. Keseharian penulis bekerja sebagai pengajar bidang Seni di SMP Negeri 6 Temanggung. Selain mengajar penulis aktif melukis dan menulis sebagai sarana pengembangan kreasi dan berolah seni. Khusus dalam bidang tulis menulis karya penulis baru dimuat dimedia lokal, buku “Kreasi Janur” tahun 1986, telah dicetak untuk kalangan sendiri dan buku “Kreasi Souvenir Daur Ulang Bahan Tradisional” Sebagai Juara III Tingkat Nasional Tahun 2007, serta “Mari Belajar menggambar” Juara Terbaik II Sayembara Penulisan Buku Bacaan Anak Tahun 2008.
Awal penulisan buku sayembara bacaan anak, terinspirasi oleh banyaknya anak-anak usia TK dan SD kelas rendah yang gemar mengikuti lomba mewarnai dan menggambar, tetapi pada dirinya tidak mempunyai wawasan cukup dalam bidang seni. Penulis yang berprofesi sebagai guru dan berlatar belakang pendidikan Seni Rupa ingin memberikan sumbangsih pada anak bangsa. Barangkali lewat tulisan buku yang sederhana ini dapat memberikan wawasan pada anak didik sebagai ilmu yang bermanfaat kepada sesama
Namun, inilah wujud keinginan dan harapan untuk berbagi. Keinginan untuk saling memberi. Dengan demikian, mudah-mudahan dapat memberi percikan ide atau gagasan untuk berkreasi lebih baik lagi. Dan akhirnya penulis berharap buku yang ditulis dapat disebarluaskan dikalangan anak usia belia TK dan SD kelas rendah, sebagai salah satu acuan untuk berkarya sekaligus meningkatkan wawasan dalam didang seni.

Kenangan di Bandung:
Tanggal 25 oktober lalu mendapatkan anugrah dari Alah Swt sesuatu yang berharga yaitu naskah karya buku yang berjudul “Mari Belajar Menggambar” dinobatkan sebagai karya terbaik II Tingkat Nasional dari karya tersebut penulis mendapatkan kenangan berupa:
- Piagam/ sertifikat
- Trophy dari Dirjen Dikdasmen