KARYA ILMIAH-SENI-BISNIS

menerima berbagai masukan tentang inovasi Karya Ilmiah

Laman

Minggu, 21 Februari 2010

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MATA PELAJARAN SENI BUDAYA MELALUI PENDEKATAN APRESIASI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan manusia Indonesia yang berkualitas yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, beretos kerja, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, profesional, bertanggungjawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional itu perlu adanya usaha-usaha di bidang pendidikan sehingga dapat menyesuaikan tuntutan perkembangan pembangunan di segala bidang. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan agar mampu menyelenggarakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang menghasilkan pribadi manusia berkualitas.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Mengacu pada Undang-undang tersebut maka para peserta didik tidak lepas dari kehadiran pendidik.
Kurikulum pendidikan dasar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) menyatakan bahwa Seni Budaya adalah mata pelajaran yang mempelajari aspek estetis yang bahannya didasarkan pada kajian seni rupa, seni musik dan seni tari. Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Seni Budaya memungkinkan bagi peserta didik dapat meningkatkan kepekaan rasa dengan baik. Berbagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajarnya antara lain dengan menetapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, memantapkan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun berkelompok dan menetapkan penguasaan materi program belajar sehingga dapat menguasai dan menerapkannya dalam kehidupan di masyarakat.
Mata Pelajaran Seni Budaya merupakan mata pelajaran yang kurang mendapat perhatian dari para peserta didik. Alasan klasik yang dikemukakan oleh para peserta didik antara lain karena mata pelajaran Seni Budaya tidak menentukan kenaikan ataupun kelulusan, sehingga dianggap “tidak penting” dan disepelekan. Dampaknya, peran peserta didik dalam proses belajar mengajar hanya sekedar asal mengikuti. Peserta didik menjadi malas mengikuti pelajaran, tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, bahkan mengantuk saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.
Tujuan akhir dari kegiatan belajar adalah pencapaian prestasi belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama, hal ini karena disebabkan faktor individualisme yang berbeda-beda diantaranya faktor motivasi. Motivasi adalah dorongan pada diri seseorang yang menyebabkan ia bertindak, berbicara, berpikir dengan cara tertentu. Di dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat sadar, seseorang selalu didorong oleh motif tertentu baik intrinsik maupun ekstrinsik. Bila peserta didik belajar karena motif intrinsik hasilnya akan lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Nawawi, 1985 : 124 ) bahwa Peserta didik bersedia melakukan suatu kegiatan belajar bilamana motif yang mendorongnya cukup kuat, sebaliknya peserta didik yang tidak didorong oleh motif yang kuat akan meninggalkan atau sekurang-kurangnya tidak bergairah dalam belajar.
Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi akan rajin belajar, tidak pernah membolos dalam pergi ke sekolah, memperhatikan mata pelajaran, rajin mencacat, rajin mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas, rajin mengusahakan sarana yang dibutuhkan dan rajin mengikuti kegiatan ektra kurikuler. Kaitan dengan mata pelajaran Seni Budaya dalam hal ini adalah gemar berolah seni. Peserta didik dengan antusias secara individu maupun kelompok membentuk kelompok belajar seperti membentuk group band, sanggar lukis, sanggar tari, mengikuti kegiatan ekstra kurikuler bidang seni, sehingga luas wawasan seninya, memahami teori dan trampil serta kreatif dalam berolah seni.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas dalam penelitian ini penulis akan memaparkan usaha peningkatan motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Seni Budaya melalui pendekatan Apresiasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Apakah pendekatan apresiasi dapat meningkatkan motivasi belajar seni budaya pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 6 Temanggung tahun pelajaran 2007/ 2008?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar Seni Budaya Melalui Pendekatan Apresiasi Pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri 6 Temanggung Tahun Pelajaran 2007/ 2008”, mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah pendekatan apresiasi dapat meningkatkan motivasi belajar seni budaya pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 6 Temanggung tahun pelajaran 2007/ 2008.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah dapat memberikan bahan masukan untuk program penanganan motivasi belajar sebagai usaha meningkatkan prestasi peseta didik.
2. Menambah bahan bacaan atau wawasan mengenai pendekatan apresiasi sebagai upaya peningkatan motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Seni Budaya.
3. Menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman dalam perbaikan proses pembelajaran di kelas.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Proses Pengajaran
Proses pengajaran adalah suatu kegiatan suatu pengajaran dengan suatu susunan dari beberapa bagian dari bahan pelajaran yang merupakan suatu satu kesatuan yang saling berhubungan.
Proses pengajaran ini banyak sekali macamnya, dengan mempertimbangkan faktor-faktor proses pengajaran itu masing-masing antara lain :
1. Pengajaran Progresif
Pengajaran progresif adalah pemberian pelajaran yang hanya sekali menjelaskan kesulitan-kesulitan yang berturut-turut dari salah satu materi dan tidak diulangi lagi yang secara sengaja.
Pengajaran ini terdiri dari 2 yaitu susektif sebagian demi sebagian dan susektif sambil mengulang ( Hasan, 1994 : 107 ).
2. Pengajaran Konsentris
Pengajaran konsentris yaitu pemberian mata pelajaran dengan cara memberikan seluruh bahan yang ada dalam tiap-tiap tahun pelajaran. Bahan pelajaran untuk tiap-tiap tahun berikutnya terdiri dari pengulangan bahan yang sudah diberikan dengan tambahan untuk memperdalam.
3. Pengajaran Regresif
Pengajaran regresif yaitu pengajaran yang dimulai dari yang telah diketahui oleh murid, dengan apa yang telah diketahui oleh murid inilah dijadikan dasar pemberian dan deduktif.

4. Pengajaran Induktif dan Deduktif
Pengajaran induktif yaitu pemberian pengajaran yang dimulai dari bagian yang kemudian baru sampai ke bahan keseluruhan yang selanjutnya bahan diuraikan menjadi bagian-bagian.
Cara menentukan bahan-bahan pelajaran harus berdasarkan skop dan urutan-urutan yang telah ditentukan instruksinya ( Hasan, 1994 : 109 ).
Pengajaran dengan pendekatan apresiatif mengacu kepada pengajaran regresif, peserta didik diperkenalkan sesuatu yang telah diketahui sebelumnya kemudian dikembangkan kemateri pembelajaran yang diinginkan.

B. Pengelolaan Pengajaran
Pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru yang memiliki dasar-dasar mengajar yang baik.
Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi kegiatan belajar mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan pengelolaan pengajaran adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikatif yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran ( Suryabrata : 1997 : 19 ).
Efektifitas suatu kegiatan tergantung dari terlaksana dan tidaknya perencanaan. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif.
Cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yaitu murid harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan mengajar ( Nasution, 1989 : 101 ).
Untuk dapat mencapai hasil yang efektif guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola kegiatan dibidang pengajaran meliputi : (a) kemampuan merencanakan pengajaran, (b) kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan (c) kemampuan mengevaluasi pengajaran ( Suryabrata, 1997 : 27 ).
Pengelolaan pengajaran dengan pendekatan apresiasi dilakukan dengan memperdengarkan/ mempertunjukkan video klip lagu-lagu yang sedang naik daun karya musisi kondang untuk seni musik, mempertunjukkan hasil karya lukis, patung baik repro maupun asli dari perupa ternama untuk seni rupa.

C. Motivasi Belajar Terhadap Mata Pelajaran Seni Budaya
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu ( As’ad, 2002 : 45).
George R. Terry dalam Winardi, mendefinisikan motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan (Winardi, 1986 : 328). Motivasi adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjrachman dan Husnan, 1992 : 197). Sedangkan T. Hani Handoko (1990 : 252) menyebutkan motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Senada dengan pendapat tersebut Natawijaya (1987 : 78) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku yang mengatur perbuatan atau tingkah laku itu untuk merumuskan kebutuhan menjadi tujuan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, motivasi diartikan dorongan yang berasal dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Depdikbud, 1999 : 660).
Dari pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keadaan dari dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan belajar tertentu guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
Mata Pelajaran Seni Budaya merupakan salah satu materi umum yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Mata Pelajaran Seni Budaya terdiri atas tiga (3) sub mata pelajaran yaitu; seni rupa, seni musik dan seni tari. Pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya di SMP tergantung kebijakan kepala sekolah
Dari kedua pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar terhadap mata pelajaran seni budaya adalah keadaan dari dalam diri peserta didik yang mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan belajar seni budaya guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi belajar terhadap mata pelajaran seni budaya yang diberikan guru kepada anak berarti menciptakan suasana yang mendukung belajar agar dapat menggerakkan anak untuk melakukan kegiatan belajar atau ingin melakukannya, sehingga anak mempunyai kebutuhan untuk belajar seni budaya guna mencapai prestasi yang maksimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus melakukan motivasi belajar kepada peserta didiknya. Dalam hal ini pendidik harus menyadari bahwa peserta didik akan mau belajar giat dengan harapan akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil belajarnya.

D. Pendekatan Apresiasi
Apresiasi diartikan sebagai penghayatan dan penghargaan terhadap nilai yang terkandung di dalam hasil karya seni ( Bastomi, 1989 : 91 ). Menurut Gove (dalam Aminudin 1987 : 34) dikatakan apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kesepakatan batin dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan. Dalam apresiasi unsur-unsur seni harus dipahami dulu oleh seseorang agar bisa memberikan apresiasinya terhadap suatu hasil karya.
Kegiatan apresiasi menurut Sahman ( 1994 : 45 ) adalah perbuatan membentuk gambaran tentang sesuatu, menginterpretasi, menilai dan memberikan penghargaan. Pada dasarnya kegiatan berapresiasi pada seni adalah suatu proses penghayatan pada seni kemudian diiringi dengan penghargaan terhadap seni dan senimannya. Lebih lanjut dikatakan Bastomi ( 1989 : 76) Proses penghayatan berlangsung melalui tahapan pengamatan, pemahaman, tanggapan , evaluasi dan terakhir penghargaan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan apresiasi merupakan kegiatan seni yang prosesnya berlangsung melalui tahapan pengamatan, pemahaman, penilaian dan penghargaan terhadap karya seni.

D. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Pendekatan Apresiasi dapat Meningkatan Motivasi Belajar Seni Budaya pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri 6 Temanggung Tahun Pelajaran 2007/ 2008”.

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti dapat menggunakan penelitian berbagai macam metode sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan. Metode penelitian adalah sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (Sutrisno Hadi, 1987 : 4). Sedangkan menurut Ali (1985 : 39 ) dikatakan metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui suatu usaha dengan mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, sehingga diperoleh pemecahannya.
Dari dua pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu sehingga diperoleh pemecahannya.

A. Setting dan Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas VIII A SMP Negeri 6 Temanggung Tahun Pelajaran 2007/ 2008 yang berjumlah 38 peserta didik, yang terdiri dari 19 peserta didik putra dan 19 peserta didik putri. Pemilihan kelas VIII A berdasarkan pertimbangan bahwa ketika diadakan pre test dan angket tentang motivasi belajar, kelas tersebut memiliki prosentase tertinggi motivasinya dibanding dengan kelas lain secara paralel.
Penelitian terdiri atas tiga siklus. Siklus I dilaksakan pada tanggal 10-12 September 2007, siklus II dilaksanakan pada tanggal 8-10 Oktober 2007 dan siklus III dilaksanakan pada tanggal 29-31 Oktober 2007.

B. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 2 (dua) cara yakni teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan pada siklus I, II dan III, untuk mengetahui peningkatan kemampuan olah seni, teknik non tes yaitu angket, observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan untuk melengkapi beberapa kelemahan yang terdapat dalam teknik tes pada tiga siklus tersebut. Sedang alat pengumpulan data berupa butir soal tes praktek, lembar angket, lembar observasi dan pedoman wawancara.
a. Metode Tes Praktek
Mata Pelajaran Seni Budaya mengutamakan aspek psikomotorik sebagai alat mengukur bakat dan prestasi peserta didik, disamping aspek kognitif dan afektifnya. Peserta didik diharapkan menciptakan suatu karya seni sesuai dengan tema yang diberikan guru. Untuk mengetahui tingkat motivasinya dilengkapi dengan aspek kognitif dan afektif.
b. Metode Angket
Menurut Suharsimi ( 1990 : 24 ) dikatakan angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara mengisi sebuah daftar pertanyaan, sehingga dapat diketahui tentang keadaan atau cara tentang diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dan pendapatnya.
Berkaitan dengan hal tersebut Sutrisno Hadi ( 1984 : 22 ) mengatakan dipakainya metode angket sebagai alat pengumpul data didasarkan pada hal berikut : (a) subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya, (b) apa yang dinyatakan oleh subjek penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya, dan (c) interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh penyelidik.
Metode angket digunakan untuk mengetahui motivasi peserta didik yang berkaitan dengan kemampuan kognitif dan afektif.
c. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi dilakukan di dalam kelas, pada saat peserta didik mengikuti pelajaran. Kegiatan yang diamati meliputi tingkah laku dan aktivitas saat mendapat penjelasan tentang materi tertentu dan melakukan tugas yang diberikan guru,
d. Metode Wawancara
Pengumpulan data dengan melakukan dengan Tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan responden.
Data-data yang diperoleh baik, berupa nilai tes praktek dan hasil angket (data kuantitatif) dan data hasil observasi dan wawancara (kualitatif) divalidasi dengan trianggulasi data.

C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) artinya penelitian berbasis pada kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur empat tahap yaitu : (a) merencanakan, (b) melakukan tindakan, (c) mengamati (observasi), dan (4) merefleksi.
a. Tahap Perencanaan Penelitian (Planning)
Kegiatan dalam perencanaan mencakup tahapan sebagai berikut :
1) Persiapan menyusun program pembelajaran, yaitu guru merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, mencari model pembelajaran, metode serta teknik yang sesuai dengan materi. Merancang instrumen penilaian, baik proses maupun hasil pembelajaran.
2) Menyusun program pembelajaran, yaitu menentukan alokasi waktu, memilih materi yang sesuai, merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun scenario, dan merancang instrumen penilaian.
3) Mencoba/berlatih menggunakan scenario yang disusun agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tindakan penelitian dilakukan dengan tiga siklus, sebab setelah dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses tindakan, akan muncul permasalahan atau pemikiran baru, sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan dan pengamatan ulang serta refleksi ulang.
Masalah dalam penelitian ini adalah: apakah pendekatan apresiasi dapat meningkatkan motivasi belajar seni budaya pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 6 Temanggung tahun pelajaran 2007/ 2008?
Untuk mengetahui masalah tersebut di atas direncanakan sejumlah tindakan yang terbagi menjadi tiga siklus:
Siklus I :
Pembelajaran untuk konsep gambar reklame dengan pendekatan apresiasi dilaksanakan dengan urutan langkah sebagai berikut :
Pendahuluan
1) Memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang reklame.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Mempersiapkan semua peralatan untuk keperluan pengajaran apresiasi. Peralatan pendukung yang digunakan adalah karya poster, selebaran, brosur, pesawat televisi, player VCD dan kaset CD tentang reklame.
4) Mengadakan Pre-tes.
Kegiatan Inti
1) Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi.
2) Mengatur tempat duduk peserta didik sedemikian rupa sehingga seluruh peserta didik dapat melihat gambar model dan gambar pada pesawat televisi yang ditempatkan di depan kelas.
3) Guru menampilkan beberapa karya reklame seperti: selebaran, brosur, poster komersial dan poster sosial serta visualisasi kegiatan reklame. Sambil mengamati dan mendengarkan, guru mengingatkan pada peserta didik agar memperhatihan dengan seksama dan mencatat hal-hal yang menarik tentang contoh karya reklame dan visualisasi pada penyajian VCD reklame.
4) Peserta didik membuat rekame yang diberikan guru
5) Guru mengadakan pelatihan lanjutan.
Penutup
1) Memandu peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran.
2) Mengadakan evaluasi karya reklame yang telah diselesaikan dalam pembelajaran dan mengadakan angket.
3) Memberi penghargaan pada peserta didik kreatif dengan karya baik dan memberi tugas rumah.
Siklus II :
Setelah dilakukan observasi dan refleksi, maka siklus II dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut :
Pendahuluan
1) Memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang manfaat reklame
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1) Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi.
2) Guru mempersilahkan kepada peserta didik untuk mengamati, memahami, menilai dan memberikan penghargaan terhadap beberapa karya poster komersial dan poster sosial yang dipajang di dinding kelas. Sambil mengamati guru mengingatkan pada peserta didik agar memperhatihan dengan seksama dan mencatat hal-hal yang menarik pada karya tersebut.
3) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih dan memberikan tanggapan terhadap karya poster yang telah diamatinya. Peserta didik sambil mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKS). Peserta didik yang dapat memberikan pilihan dan penilaian dengan baik dan benar diberikan stiker.
4) Memodelkan kembali kegiatan apresiasi secara kelompok
5) Latihan membuat poster sosial lanjutan.
Penutup
1) Memandu peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran.
2) Mengadakan evaluasi untuk mengapresiasi karya secara spontan pada karya yang diperlihatkan. Mengadakan angket.
3) Memberi penghargaan pada peserta didik atau kelompok yang kreatif dengan mempertunjukkan hasil karya yang terbaik.
Siklus III :
Setelah dilakukan observasi dan refleksi siklus II, maka siklus III dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut :
Pendahuluan
1) Memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang kemudahan membuat gambar reklame
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti
1) Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi.
2) Guru mempersilahkan kepada peserta didik untuk mengamati, memahami, menilai dan memberikan penghargaan secara kelompok terhadap karya poster yang dipertunjukkan. Guru mengingatkan kembali pada peserta didik agar memperhatihan dengan seksama dan mencatat hal-hal yang menarik pada karya tersebut.
3) Memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok peserta didik untuk memberikan apresiasi terhadap karya poster yang telah diamatinya. Peserta didik yang dapat memberikan apresiasi dengan baik dan benar diberikan pujian atau sanjungan.
5) Peserta didik membuat poster tentang “Narkoba”.
Penutup
1) Memandu peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran.
2) Mengadakan evaluasi terhadap karya poster yang telah selesai dikerjakan peserta didik. Mengadakan angket.
3) Memberi penghargaan pada peserta didik yang membuat karya terbaik.
4) Memotivasi peserta didik tentang kelebihan atau nilai positif bila memiliki kemampuan dalam bidang seni. Dengan kemampuan yang dimiliki dapat digunakan pula sebagai sarana untuk mencari nafkah.
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Observasi dilakukan secara kolaboratif dengan teman sejawat dengan menggunakan instrumen monitoring yang telah disiapkan. Pada setiap akhir pembelajaran peserta didik diminta tanggapan dengan cara wawancara dari beberapa peserta didik dan mengisi angket.
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah dilakukan tindakan, maka dilakukan analisis dari data yang ada baik data kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisis beserta kelebihan dan kekurangan yang ada dipakai untuk merumuskan dan menentukan tindakan selanjutnya.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal
Selama ini penulis amati dalam pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 6 Temanggung, peserta didik menampakkan sikap yang kurang bersemangat dalam menerima pelajaran bahkan kadangkala ada beberapa peserta didik yang asal mengikuti dan cenderung pasif. Hal ini menyebabkan suasana kelas kurang kondusif, interaksi timbal balik antara guru dan peserta didik tidak terjadi dengan optimal dan pada akhirnya prestasi belajar Seni Budaya peserta didik SMP Negeri 6 Temanggung belum sesuai dengan harapan.
Sesuai jadwal, pelajaran Seni Budaya di kelas VIII A setiap hari Senin pada jam ke 2-3. Sesuai program pembelajaran KTSP di SMP Negeri 6 Temanggung untuk semester gasal diberikan materi Seni Rupa. Sedangkan Semester genap diberikan materi Seni Musik.
Sebelum implementasi tindakan dimulai terlebih dahulu diadakan tes awal dengan bentuk soal praktek dengan 2 butir soal. Hasil tes awal ini dari 38 peserta didik yang mengikutinya, rata-rata daya serap yang dicapai hanya 28,94 % dengan prosentase ketuntasan belajar 36,84 %. Hal tersebut menunjukkan sebagian besar peserta didik (63,16 %) memang belum menguasai kompetensi motorik. Hasil angket dari 38 peserta didik, terdapat 3 atau 7,89 % memiliki motivasi rendah, 18 peserta didik atau 47,37 % memiliki motivasi kurang, 13 peserta didik atau 34,21 % memiliki motivasi sedang dan 4 peserta didik atau 10,53 % memiliki motivasi tinggi.

B. Deskripsi Siklus I
Pembelajaran untuk kompetensi dasar gambar reklame dengan pendekatan apresiasi dilaksanakan dengan urutan langkah sebagai berikut : (1) Memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang reklame, (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Mempersiapkan semua peralatan untuk keperluan pengajaran apresiasi. Peralatan pendukung yang digunakan adalah karya poster, selabarn, brosur, pesawat televisi, player VCD dan kaset CD tentang reklame, (4) Mengadakan Pre-tes, (5) Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi, (7) Mengatur tempat duduk peserta didik sedemikian rupa sehingga seluruh peserta didik dapat melihat gambar model dan gambar pada pesawat televisi yang ditempatkan di depan kelas, (8) Guru menampilkan beberapa karya reklame seperti: selebaran, brosur, poster komersial dan poster sosial serta visualisasi kegiatan reklame. Sambil mengamati dan mendengarkan, guru mengingatkan pada peserta didik agar memperhatihan dengan seksama dan mencatat hal-hal yang menarik tentang contoh karya reklame dan visualisasi pada penyajian VCD reklame, (9) Peserta didik membuat rekame yang diberikan guru, (10) Guru mengadakan pelatihan lanjutan, (11) Memandu peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran, (12) Mengadakan evaluasi karya reklame yang telah diselesaikan dalam pembelajaran dan mengadakan angket, (13) Memberi penghargaan pada peserta didik kreatif dengan karya baik dan memberi tugas rumah.
Dalam pembelajaran ini, peserta didik diajak untuk bersama-sama mengamati, menghayati, menilai dan memberikan tanggapan atau penghargaan terhadap karya. Dengan bantuan guru peserta didik diajak megingat kembali unsur-unsur dan prinsip seni sebagai acuan dasar dalam menilai suatu karya seni.
Saat kegiatan ini berlangsung, tercipta suasana pembelajaran yang hidup karena tiap peserta didik mengamati dan berusaha menganalisis hasil karya orang lain. Pembelajaran ini juga menjadikan peserta didik senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Lebih-lebih peserta didik yang mendapat contoh karya yang baik. Dengan teknik analisis sederhana peserta didik dapat menyelesaikan kegiatan ini dengan baik dan lancar. Setelah menganalisis karya, selanjutnya peserta didik diberi tugas untuk membuat reklame dari inspirasi karya yang telah diapresiasi. Pembelajaran ini juga menyebabkan perubahan cukup menonjol pada peserta didik menyangkut motivasi belajar yang ditunjukkan dalam keaktifan peserta didik dalam belajar dibandingkan keadaan sebelumnya. Selama tindakan berlangsung, terdapat hambatan-hambatan antara lain :
1. Peserta didik belum menggunakan waktu secara baik. Peserta didik lebih banyak mengamati karya tidak terfokus.
2. Ada beberapa peserta didik yang belum maksimal dalam penguasaan konsep unsur dan prinsip seni dan ada beberapa peserta didik tidak memiliki catatan mengenai hal tersebut. Maka dalam pembelajaran ke depan peserta didik memiliki diktat materi pelajaran agar peserta didik dapat memiliki acuan belajar. Disamping itu, ke depan peserta didik disediakan lembar kerja peserta didik (LKS) agar kegiatan lebih maksimal.
Pada akhir siklus I, peserta didik diminta memberi komentar tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan angket dan observasi. Dari hasil angket ini, diketahui 6 peserta didik memiliki motivasi tinggi atau (15,79 %), 18 peserta didik memiliki motivasi sedang atau (47,37 %) sisanya 14 peserta didik memiliki motivasi kurang atau (36,84 %). Hasil observasi dari kolaboratorpun lebih dari 63,16 % peserta didik menyatakan senang dan sangat senang untuk mengikuti pembelajaran ini dan 36,84 % peserta didik menyatakan biasa-biasa saja. Sedang hasil tes praktek dari 38 peserta didik yang mengikuti memiliki rata-rata daya serap 60,52 % dengan ketuntasan belajar mencapai 73,68 %.

C. Deskripsi Siklus II
Dari hasil refeksi pada siklus I, maka tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini meliputi : (1) Memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang manfaat reklame, (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi, (4) Guru mempersilahkan kepada peserta didik untuk mengamati, memahami, menilai dan memberikan penghargaan terhadap beberapa karya poster komersial dan poster sosial yang dipajang di dinding kelas. Sambil mengamati guru mengingatkan pada peserta didik agar memperhatihan dengan seksama dan mencatat hal-hal yang menarik pada karya tersebut, (5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih dan memberikan tanggapan terhadap karya poster yang telah diamatinya. Peserta didik sambil mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKS). Peserta didik yang dapat memberikan pilihan dan penilaian dengan baik dan benar diberikan stiker, (6) Memodelkan kembali kegiatan apresiasi secara kelompok, (7) Latihan membuat poster sosial lanjutan, (7) Memandu peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran, (8) Mengadakan evaluasi untuk mengapresiasi karya secara spontan pada karya yang diperlihatkan, (9) Mengadakan angket, (10) Memberi penghargaan pada peserta didik atau kelompok yang kreatif dengan mempertunjukkan hasil karya yang terbaik.
Pada akhir siklus II ini diketahui: 2 peserta didik atau 5,26 % memiliki motivasi sangat tinggi, 8 peserta didik atau 21,05 % memiliki motivasi tinggi, 16 peserta didik atau 42,10 % memiliki motivasi sedang dan 12 peserta didik atau 31,57 % memiliki motivasi kurang. Hasil observasi dan wawancara kolaborator terdapat 78,94 % menyatakan sangat senang dan senang serta terlibat aktif mengikuti pembelajaran ini dan 21,05 % peserta didik menyatakan biasa-biasa saja. Hal ini merupakan peningkatan dari kegiatan pada siklus I. Perhatikan grafik motivasi dan tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukan berikut :
Grafik 1
Motivasi Peserta didik Terhadap Pembelajaran


Grafik 2
Tanggapan Peserta didik Terhadap Pembelajaran



Hambatan yang masih muncul pada siklus II ini, diantaranya :
1. Masih ada beberapa peserta didik yang belum maksimal dalam belajar.
2. Peserta didik yang ditunjuk untuk menyampaikan pendapat masih main tunjuk, dan kurang percayadiri.
Hasil karya poster pada akhir siklus ke-II ini meningkat dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada siklus ke-I. Dari 38 peserta didik yang mengikuti, rata-rata daya serap mencapai 65,78 % dengan ketuntasan belajar 81,57 %. Hasil observasi kolaborator menggunakan lembar pengamatan diperoleh hasil bahwa sebagian besar peserta didik (84,21 %) telah melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur / langkah-langkah yang diberikan dalam mengapresiasi dengan acuan unsur dan prinsip seni dengan baik dan benar. Hanya ada beberapa peserta didik (15,79 %) yang belum sesuai prosedur yang diharapkan. Ini disebabkan, tidak memiliki sarana dan reverensi yang lengkap..

D. Deskripsi Siklus III
Setelah dilakukan observasi dan refleksi siklus II, maka siklus III dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut : (1) Memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang kemudahan membuat gambar reklame, (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi, (4) Guru mempersilahkan kepada peserta didik untuk mengamati, memahami, menilai dan memberikan penghargaan secara kelompok terhadap karya poster yang dipertunjukkan. Guru mengingatkan kembali pada peserta didik agar memperhatihan dengan seksama dan mencatat hal-hal yang menarik pada karya tersebut, (5) Memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok peserta didik untuk memberikan apresiasi terhadap karya poster yang telah diamatinya. Peserta didik yang dapat memberikan apresiasi dengan baik dan benar diberikan pujian atau sanjungan, (6) Peserta didik membuat poster tentang “Narkoba”, (7) Memandu peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran,(8) Mengadakan evaluasi terhadap karya poster yang telah selesai dikerjakan peserta didik, (9) Mengadakan angket, (10) Memberi penghargaan pada peserta didik yang membuat karya terbaik, (11) Memotivasi peserta didik tentang kelebihan atau nilai positif bila memiliki kemampuan dalam bidang seni. Dengan kemampuan yang dimiliki dapat digunakan pula sebagai sarana untuk mencari nafkah. Memberikan beberapa contoh figur seniman yang sukses seperti; Affandi, Amri Yahya, Amang Rahman dan seniman lokal Gus Sailendra dan Lucia Hartini.
Pada akhir siklus III ini diketahui: 3 peserta didik atau 7,89 % memiliki motivasi sangat tinggi, 10 peserta didik atau 26,32 % memiliki motivasi tinggi, 15 peserta didik atau 39,47 % memiliki motivasi sedang dan 10 peserta didik atau 26,32 % memiliki motivasi kurang. Hasil observasi dan wawancara kolaborator ditemukan 92,11 % menyatakan sangat senang dan senang , terlibat aktif, dan kreatif mengikuti pembelajaran dan hanya 7,89 % peserta didik menyatakan biasa-biasa saja, kurang aktif dan tidak kreatif. Hal ini menunjukkan peningkatan dari kegiatan pada siklus I.dan II. Perhatikan grafik motivasi dan tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukan berikut :

Grafik 3
Motivasi Peserta didik Terhadap Pembelajaran










Grafik 4
Tanggapan Peserta didik Terhadap Pembelajaran



Hasil karya poster dengan tema “Narkoba” pada akhir siklus ke-III ini sangat meningkat dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada siklus ke-I dan ke-II. Dari 38 peserta didik yang mengikuti, rata-rata daya serap mencapai 76,32 % dengan ketuntasan belajar 86,84 %. Demikian pula hasil observasi kolaborator menggunakan lembar pengamatan diperoleh hasil bahwa sebagian besar peserta didik (89,47 %) telah melakukan kegiatan apresiasi karya seni dengan baik dan benar. Hanya ada sebagian kecil peserta didik (10,53 %) yang belum sesuai harapan. Ini disebabkan kurang aktif dalam menganalis materi pembelajaran.


E. Pembahasan

Dari uraian hasil penelitian di atas tampak hasil angket motivasi peserta didik dari pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III dan tanggapan peserta didik, serta hasil pembelajaran dari siklus I, II dan siklus III , ditunjukkan dalam tabel berikut :

Tabel 1 : Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta didik

Kreteria Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Sangat Tinggi 0 0 5.26 7.89
Tinggi 10.53 15.79 21.05 26.32
Sedang 34.21 47.37 42.1 39.47
Kurang 47.37 36.84 31.57 26.32
Sangat Kurang 7.89 0 0 0

Dari tabel hasil angket di atas, terlihat pada kategori motivasi sangat tinggi terdapat 5,26 % pada siklus II dan meningkat 2,63 % menjadi 7,89 % pada siklus III, kategori motivasi tinggi terdapat kenaikan 5,26 % menjadi 15,79 % pada siklus I, meningkat 5,26 % menjadi 21,05 % pada siklus II dan naik 5,27 % menjadi 26,32 % pada siklus III, dan terdapat penurunan pada kategori motivasi kurang menurun 10,53 % menjadi 36,84 % pada siklus I, menurun 5,27 % pada siklus II dan menurun 5,25 % pada siklus III dan tidak dijumpai lagi motivasi sangat kurang pada siklus I, siklus II dan siklus III. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik yang cukup berarti dari pra siklus, perlakuan siklus I, siklus II, dan siklus III. Gambaran peningkatan motivasi peserta didik tersebut dapat pula dilihat dari peningkatan grafik berikut:









Grafik 5
Motivasi Peserta didik Terhadap Pembelajaran

Tabel 2 : Tanggapan Peserta Didik Terhadap Pembelajaran

Kriteria Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Sangat Senang 15.79 21.05 39.47
Senang 47.37 57.89 52.63
Biasa (Cukup Senang) 26.31 21.05 7.89
Kurang Senang 10.53 0 0
Tidak Senang 0 0 0


Dari tabel hasil observasi dan wawancara kolaborator di atas, terlihat pada peserta didik yang menyatakan senang dan sangat senang, serta aktif untuk mengikuti pembelajaran ini terdapat 63,16 % pada siklus I meningkat 15,78 % menjadi 78,94 % pada siklus II dan naik 13,17 % menjadi 92,11 % pada siklus III. Di samping itu terdapat 36,84 % pada siklus I, menurun 15,79 % menjadi 21,05 % pada siklus II dan menurun 13,16 % menjadi 7,89 % pada siklus III, peserta didik menyatakan biasa-biasa saja dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan motivasi, partisipasi dan peran aktif serta kreativitas peserta didik dalam pembelajaran. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik tanggapan peserta didik berikut:
Grafik 6
Tanggapan Peserta Didik Terhadap Pembelajaran


Tabel 3 : Rekapitulasi daya serap dan ketuntasan belajar peserta didik

Siklus Rata-rata daya serap Ketuntasan Belajar
Siklus I 60,52 % 73,68 %
Siklus II 65,78 % 81,57 %
Siklus II 76,32 % 86,84 %

Dari tabel hasil rekapitulasi daya serap dan ketuntasan belajar peserta didik di atas, terlihat pada hasil tes praktek dari 38 peserta didik yang mengikuti memiliki rata-rata daya serap 60,52 % pada siklus I, meningkat 5,26 % menjadi 65,78 % pada siklus II, dan naik 10,54 % menjadi 76,32 % pada siklus III. Di samping terdapat pencapaian ketuntasan belajar 73,68 % pada siklus I, meningkat 7,89 % menjadi 81,57 %, dan naik 5,27 % menjadi 86,84 % pada siklus III. Hal ini menunjukkan dari perlakuan siklus I, siklus II dan siklus III, terdapat adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Seni Budaya.
Menurut pedoman laporan hasil belajar SMP Kurikulum 2006 (KTSP), yaitu seorang peserta didik dianggap tuntas belajar apabila daya serap minimal mencapai 75 %, sedang klasikal dianggap tuntas belajar apabila 85 % dari jumlah peserta didik dalam kelas mempunyai daya serap minimal 75 %.
Jika hasil penelitian ini dibandingkan dengan indikator keberhasilan di atas, maka secara kuantitas hasil pembelajaran dengan pendekatan apresiasi ini memiliki kecenderungan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian daya serap dan ketuntasan belajar peserta didik yang cenderung meningkat. Berarti, pembelajaran menggunakan pendekatan apresiasi dapat dikatakan cukup efektif dan berhasil.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan apresiasi pada konsep gambar reklame, dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 6 Temanggung tahun pelajaran 2007/ 2008 terhadap mata pelajaran Seni Budaya, yang pada akhirnya meningkatkan pula prestasi belajar dalam mata pelajaran Seni Budaya. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan motivasi belajar dan tanggapan peserta didik yang dapat dilihat dari partisipasi, peran aktif, dan kreativitas dalam mengikuti proses pembelajaran. Di samping itu ditunjukkan pula dengan peningkatan nilai praktek gambar reklame dan prosentase ketuntasan belajar secara klasikal, serta mampu mengapresiasi karya orang lain dengan baik dan benar.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan apresiasi cukup efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Indikator ini dapat dilihat dari tanggapan dan keaktifan, serta kreativitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran, serta pencapaian daya serap dan ketuntasan belajar yang cenderung meningkat.

B. Saran
Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan :
1. Pembelajaran dengan pendekatan apresiasi ini dapat diterapkan pada suasana kelas lain dan sekolah lain yang memiliki masalah yang cenderung sama.
2. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran langsung dengan pendekatan apresiasi pada konsep/ kompetensi dan subyek lain, di luar pengetahuan procedural.


DAFTAR PUSTAKA


Bastomi, Suwadji, 1989. Wawasan Seni. IKIP Semarang Press.

Sahman, Humar, 1994. Estetika. IKIP Semarang Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.

Depdikbud, 1993. Petunjuk Umum Pelaksanaan Kurikulum SLTP 1994. Jakarta : Bagian Proyek Pengedaan Sarana dan Peningkatan Mutu Pendidikan Menengah Umum.

Hadari Nawawi, 1987, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University, Yogyakarta Press.

Hasan, M 1994, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung, Angkasa.

S. Nasution, 1982, Didaktik Azas-azas Mengajar, Bandung, Hermans.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989, Psikologi Belajar, IKIP Semarang Press.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasinal.

Tidak ada komentar: