KARYA ILMIAH-SENI-BISNIS

menerima berbagai masukan tentang inovasi Karya Ilmiah

Laman

Rabu, 10 Maret 2010

PROFESIONALISME GURU


Sebagian besar guru di Indonesia masih lemah dalam penyiapan bahan ajar dan perencanaan pengajaran. Setiap sekolah perlu melakukan evaluasi dan pembinaan untuk meningkatkan profesionalisme guru tersebut.
Menurut Rasdi Ekosiswoyo dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Evaluasi Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jumat (22/1). Pidato Rektor Unnes periode 1998-2002 ini berjudul "Pengembangan Profesionalisme Guru sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan".
Menurut Rasdi, profesionalisme guru mencakup lima hal, yaitu kepribadian yang baik, kesiapan bahan, perencanaan pengajaran, kelihaian mengajar, dan kemampuan menimbang permasalahan. Saat ini belum ada program pembinaan yang mencakup kelima hal tersebut.
Rasdi menilai, dari kelima aspek tersebut, kelemahan guru yang paling menonjol adalah ketidaksiapan bahan dan pola pengajaran. Masih banyak guru yang tidak menyeleksi bahan ajar yang akan digunakan. Sebagian besar guru hanya menyalin bahan ajar dari berbagai sumber. "Tidak ada kreativitas untuk membuat bahan ajar sendiri," kata Rasdi.
Sementara program pengajaran juga tidak terancang dengan baik, misalnya untuk satu semester. Padahal, proses pendidikan memerlukan program yang jelas karena siswa membutuhkan tahapan dalam belajar. Sikap guru yang kurang mencintai pekerjaannya menjadi penyebab utama munculnya kelemahan tersebut. Jika para guru mau belajar meningkatkan kemampuan dengan berlatih atau membaca, dua kelemahan tersebut tidak akan muncul. Sekolah perlu mendorong kemauan belajar para guru tersebut, misal dengan mengadakan MGMP mapel di sekolah.
Tiap sekolah harus memilih model yang sesuai kebutuhan dan keyakinan guru. Model pengembangan profesi guru yang efektif dan kreatif serta inovatif dapat diterapkan di semua sekolah. Evaluasi dan pembinaan guru itu pun menjadi tanggung jawab setiap sekolah.
Pembinaan
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistyo sependapat dengan penilaian Rasdi. Pola pikir guru harus diubah sehingga guru memiliki tanggung jawab untuk terus belajar.
Tanpa kemauan guru untuk bekerja keras, profesionalisme tidak akan dicapai. Alasannya, selama ini anggaran pemerintah masih kurang dalam hal pembinaan guru. "Bahkan, ada guru honorer dan guru tidak tetap yang sama sekali belum mendapat pembinaan," kata Sulistyo. (den)

Tidak ada komentar: